View dari Candi Borobudur
Pulang ke kotamu, Ada setangkup haru dalam rindu
Masih seperti dulu, Tiap sudut menyapaku bersahabat, penuh selaksa makna
Terhanyut aku akan nostalgi, Saat kita sering luangkan waktu
Nikmati bersama, Suasana Jogja
Di persimpangan langkahku terhenti
Ramai kaki lima, Menjajakan sajian khas berselera
Orang duduk bersila, Musisi jalanan mulai beraksi
Seiring laraku kehilanganmu, Merintih sendiri, Ditelan deru kotamu …
Walau kini kau t’lah tiada tak kembali
Namun kotamu hadirkan senyummu abadi
Ijinkanlah aku untuk s’lalu pulang lagi
Bila hati mulai sepi tanpa terobati
(*Yogyakarta by Kla Project)
Akhirnyaaaa… sampai juga di kota ini. Kota yang damai dan penuh keramahan.
Ini adalah trip pertama yang saya rencanakan sendiri. Setelah cukup lama open recuitment, akhirnya dapet juga temen yang mau nemenin saya mengunjungi kota ini. Kami berangkat Jumat malam (1/11/13) dengan kereta Taksaka Malam yang berangkat dari Stasiun Gambir pukul 21.00 WIB (berhubung keabisan tiket kereta Bisnis) dan tiba di Stasiun Tugu Yogyakarta pukul 4.30 WIB.
Berhubung kami belum memesan penginapan, setelah shalat subuh kami langsung mencari penginapan disekitaran Malioboro yang jaraknya tidak jauh dari Stasiun Tugu. Berbagai penginapan yang recommended disekitaran Malioboro telah kami datangi, namun semuanya Full booked!! Karena mungkin bertepatan dengan long weekend. Akhirnya kami mendapat penginapan di daerah Sosrowijayan, dengan harga kamar per malam Rp 175.000 (fasilitas : double bed, kamar mandi dalam, fan, dan TV). Setelah mendapat penginapan dan istirahat sejenak, kami langsung berangkat menuju destinasi pertama kami di Jogja, yaitu Candi Prambanan. Untuk menuju kesana dari Malioboro, cukup menggunakan Trans Jogja dengan tarif Rp 3000 dari halte Malioboro 1, lalu turun di halte Prambanan (jangan lupa tanyakan rute Trans Jogjanya). Dari halte Prambanan, kita bisa berjalan kaki menuju pintu masuk Candi Prambanan ataupun naik becak dengan tarif Rp 10.000.
Candi Ratu Boko
Candi Prambanan
the inside of Prambanan
Ada dua macam tiket masuk Prambanan, khusus untuk wisata Candi Prambanan saja dikenakan biaya Rp 30.000 dan untuk paket wisata Candi Prambanan + Ratu Boko dikenakan biaya Rp 45.000 (include shuttle + minum). Perjalanan dari Prambanan menuju Ratu Boko sekitar 15 menit menggunakan kendaraan yang telah disediakan di Prambanan. Didalam kompleks Prambanan juga terdapat museum yang bisa kita masuki dengan gratis. Setelah hampir menghabiskan waktu setengah hari disana, kami pun kembali ke penginapan. Malam harinya kami makan di Angkringan yang cukup terkenal di Jogja, yaitu Angkringan Lik Man yang terletak didekat Staisun Tugu dengan menu nasi kucing dan segelas kopi joss, maknyusss.. 😀 *penutup malam mingguan di Jogja..
Hari kedua, kami memutuskan untuk pergi ke Borobudur. Sama seperti saat ke Prambanan, kami menggunakan Trans Jogja sampai terminal Jombor, kemudian melanjutkan perjalanan dengan bis kecil menuju Borobudur dengan tarif Rp 15.000. Sampai di terminal Borobudur, kita bisa menggunakan becak untuk sampai ke pintu masuk Candi Borobudur dengan tarif Rp 10.000. Tukang becak juga menawarkan jasa untuk mengunjungi 3 candi yang ada di kawasan Borobudur dengan tarif Rp 60.000. berhubung kami berkunjung di hari minggu, jadi harus terima resikonya, yaitu lautan manusia. Susahnya ngambil view Borobudur tanpa ada “penampakan” manusia, hehe..
View Candi Borobudur dari depan plus lautan manusianya.. 😀
Setelah puas di Borobudur, kami melanjutkan perjalanan ke wisata alam Kaliurang. Setelah naik bis Borobudur sampai terminal Jombor, kami naik Trans Jogja sampai halte Kentungan. Dari halte Kentungan, kami melanjutkan perjalanan dengan bis kecil jurusan Kaliurang. Namun, ternyata bis ini hanya sampai pasar Pakem, jarang sekali bis yang berhenti sampai wisata Kaliurang. Tapi beruntungnya kami, karena Pak Supir bis mau mengantar kami sampai tujuan, bahkan nungguin sampai kami selesai, meski cuma diberi waktu setengah jam. Yup, memang jarang atau bahkan tidak ada angkutan umum yang menjangkau tempat tersebut. Rata-rata pengunjung menggunakan kendaraan pribadi untuk mencapai tempat tersebut. Sayangnya air terjun yang terdapat pada tempat wisata tersebut sudah berhenti mengalir sejak letusan gunung merapi. Setelah menikmati wisata Kaliurang dalam waktu yang relatif singkat, kami pun kembali diantar oleh supir bus sampai pasar Pakem, kemudian melanjutkan perjalanan dengan Trans Jogja dari halte Kentungan menuju Malioboro. Dalam perjalanan, ga sengaja kami melewati tempat makan yang masuk list kuliner wajib di Jogja, yaitu The House of Raminten. Ga nyangka ternyata harga makanan minuman disini sangat bersahabat sama kantong,hehe.. Setelah kenyang, kami pun kembali ke penginapan, nabung tenaga untuk besok (kebetulan hujan, jadi ga bisa kemana-mana,hehe…).
Ini dia air terjun di wisata kaliurang yang sudah tidak mengalir lagi sejak letusan Merapi (ga usah fokus ke orangnya,hehe..)
Penampakan sajian minuman di The House of Raminten
Hari ketiga di Jogja (hari terakhir kami bisa jalan-jalan) kami memutuskan untuk berjalan-jalan disekitar Malioboro, seperti mengunjungi Benteng Vredeburg, Keraton Ngayogyakarta, Museum Kereta, Taman Sari, dan Alun-alun Kidul. Pada hari-hari tertentu, digelar berbagai pertunjukan di Keraton, jadi kita bisa menyesuaikan dengan jadwal tersebut. Disekitar Taman Sari terdapat perkampungan penduduk pengrajin batik, perak, wayang, dan lainnya. Nah, jika mampir ke Alun-alun Kidul, jangan lupa untuk mencoba permainan “Masangin”, yaitu berjalan dengan mata tertutup untuk melewati beringin kembar. Konon, jika kita berhasil melewati beringin kembar tersebut dalam percobaan pertama, berati hati kita bersih dan memiliki kepekaan hati yang kuat. Malam harinya kami mencoba menyewa sepeda, cukup terjangkau seharga Rp 25.000/24 jam dan jaminan KTP, kamu bisa keliling Yogya. Kebetulan malam tersebut ada peringatan Malam Satu Suro, jadi kami bisa melihat tradisi yang setahun sekali yang biasa dilakukan oleh masyarakat jawa.
Kraton Ngayogyakarta
Para Abdi Dalem Kraton Ngayogyakarta
Museum Kereta Keraton di samping Kraton Ngayogyakarta
Taman Sari
Pengrajin perak di Taman Sari
Alun-alun kidul
Peringatan malam satu suro di Yogyakarta
Pasar Beringharjo
Pemandangan unik di jalan Malioboro
Esoknya kami bangun lebih awal, karena harus say goodbye sama kota Jogja yang nyaman ini. Kami pulang dengan kereta bisnis Fajar Utama Jogja yang berangkat pukul 07.00 pagi dan sampai stasiun Pasar Senen pada pukul 15.00 WIB. Petualangan 3 hari pun berakhir, dan saya bakalan merindukan kota Jogja yang nyaman ini, setidaknya saya ga ketemu angkot dan macet selama tiga hari di Jogja, dan juga diambut keramahan orang-orang Jogja, hehe… 😀
Berangkat cuma bawa daypack, pulang bawa gembolan,haha… (sangat tidak disarankan untuk para backpacker)
Sekilas tips dan info selama di Jogja :
- Kalau ingin mencari makan, cobalah berjalan agak jauh dari Malioboro. Karena harga makanan disekitar Malioboro relatif lebih mahal dari harga makanan di Jogja biasanya.
- Kalau pengen pesan minuman teh manis, cukup bilang pesan teh saja, karena minuman teh di Jogja sudah manis. Kecuali jika kita ingin memesan minuman teh tawar, hehe…
- Carilah penginapan disekitar Malioboro, karena aksesnya cukup strategis untuk mengunjungi beberapa tempat wisata yang ada di Jogja.
- Cobalah untuk menyewa sepeda, daripada naik becak, karena dengan sepeda kita bisa lebih leluasa mengelilingi kota Jogja dibandingkan naik becak. Kecuali kamu tidak mau capek, hehe…
- Jika ingin berbelanja di sepanjang jalan Malioboro, beranilah untuk menawar setengah harga, karena biasanya mereka menawarkan harga yang relatif jauh lebih tinggi dari standar harga barang tersebut.
Selamat berwisata di Jogja…!!!
Stasiun Jogja, paling enak minum Kopi Joss,,,, 🙂 blogwalking mbak 😀
kalau di jogja sudah tidak diragukan lagi kalau tempat wisatanya, kalau kaliurang jauh dak lokasinya dari kota jogja